Kalender Hujan yang Kusut

Ilustrasi | Banana Meinhoff

Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute)

 ***

Sudah setumpuk hujan diciprati puisi
dari sepanjang tinta kering di musim semi
di sela bibir kertas centil menari-nari
akhirnya tiba bandang di bola mata

Selangkah lagi Januari
tinggal satu depa tahun baru
tapi dada kian diterjang badai
bayang diikat kilat menderu

Kesedihan tak henti-hentinya membasahi
seperti hujan di bulan Desember
cakrawala hitam datang dari hari ke hari
awannya terus memayungi kusut kalender

Komentar ditutup.

Scroll to Top