Kepada Audrey
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Engkau tetap dambaan Mahkotamu terpatri di dasar hati Kehormatanmu ada di kepala Dibungkus dengan jati diri yang perawan
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Engkau tetap dambaan Mahkotamu terpatri di dasar hati Kehormatanmu ada di kepala Dibungkus dengan jati diri yang perawan
Petani yang Dihinggapi Kupu-kupu Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Kupu-kupu terbang hinggap di mata petani Mereka saling bertatap Saling menyapa Berbagi peluh Si petani memberi bajak kepada kupu-kupu Agar bisa membajak keringnya kesedihan Agar menanami air mata tumbuh di angkasa Kemudian menghujani hati
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Padi-padi merunduk menandakan kematangan Saatnya memanen waktu yang mengayunkan harapan Senyum petani yang manis adalah harga jual yang asam Yang mengalir dari air muka para tengkulak Senyum petani yang gahar Adalah pertanda, kala beras-beras
Seorang Pekerja yang Mempresentasikan Kemiskinan Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Seorang pekerja yang tengah frustasi Duduk mengantre menerima gaji Dari kursi harapan yang menyeringai Ketika menghadap seorang atasan Ditegakkannya martabat dengan penuh keyakinan; “Pak, aku, layak meraih upah seutuh purnama rembulan! Penuh, tidak bersabit”
Kita Tetap Mengingat Rachel Corrie Read More »
Saif Roja *** Aku tak bisa menjadi Picasso. Aku tak bisa menjadi Yesus. Aku tak bisa menyelamatkan planet ini sendirian. Aku bisa mencuci piring. (Penggalan puisi Rachel Corrie) Milan Kundera punya kalimat kondang, “perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan
Mengenang Salvador Allende Read More »
Hari ini, 11 September, dunia mengenang peristiwa tragis di perut benua amerika latin, Chili. 46 tahun yang lalu, sebuah kudeta berdarah mengakhiri kisah epik seorang presiden populis. Salvador Guillermo Allende Gossens dikenal sebagai presiden Marxist pertama di dunia yang terpilih
Bebaskan Robertus Robet! Read More »
1 Yang dilakukan Robertus Robet itu benar dan patut dilakukan. Menyanyikan lagu yang mengingatkan kita semua pada ancaman kembalinya Dwi Fungsi ABRI. Robet mengingatkan kita semua pada bahaya Orde Baru yang hingga hari ini masih menjadi ancaman permanen demokrasi. Orasinya dalam
Oligarki Tambang dari Sabang-Merauke: Pada Dua Stanza Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Sebuah lagu untuk bangsa dari kunci dasar nelangsa digubah pada saat bencana dengan dua stanza dari liang sengsara beginilah bunyinya Dari Sabang sampai Merauke berjajar lubang tambang sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Indonesia
Kelas Pekerja yang Dilibas Mimpinya Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Kasur yang menopang para pekerja keras tergenang busa air bicara yang begitu deras membentuk pulau-pulau belati bertabur setelah tidur yang panjang lelah bertempur di dalam kelambu, mimpinya dilibas Tugas para pekerja keras merendam selimut
Petualangan Para Anarki Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Perjalanan ini tanpa peta Atlasnya pengembara berakrobat di atas air di bawah udara mengejar kilat yang mencuri kulit langit pada pelita petromax menjerit atasnya terang para nelayan, petani, dan buruh melata Hujan dan panas
Kepada Pram, Anak Semua Bangsa Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Jeruji penjara kau jadikan pena tintanya keringat Pulau Buru yang asin tergenang sejarah bangsa mengapung di angkasa melayangkan sejumput kisah untuk lautan membisiki gejolak samudera kepada benua Aku persembahkan sebuah cerita Lampu lalu lintas
Buat Mas Anang, ‘Kami adalah Musik yang Bergentayangan’ Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Kita melantunkan dawai diam yang senar-senarnya dikendurkan yang birama nadanya telah dinodai yang konser-konsernya ditaburi kemenyan ditutupi keranda jiwa yang berjelaga Kita memetik suara di kebun gersang yang setiap oktafnya dijangkiti hama yang lengkingan
Kecewa Telah Menjadi Museum Read More »
Nalar Naluri (Pegiat Social Movement Institute) *** Aku berkunjung ke museum bisu yang mengkoleksi debu Menceritakan angin lalu jauh Dinding-dindingnya sebercak peluh Lantainya letih menopang rindu Negara adalah museum ragu Tempatnya musim panas dan hujan beradu Dinginya bersinar hangatnya menggigil Mengelabui